Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MENCIPTAKAN GENERASI 3B (BERILMU,BERAHLAK,BERMAMFAAT) DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI SEKOLAH


IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KAREKTER  DALAM MENCIPTAKAN GENERASI 3B

Kita telah sepakat,bahwa pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa. Pendidikan dapat mencetak generasi-generasi muda yang berintelektual, dan berkarakter. Pendidikan yang baik maka akan menghasilkan generasi-generasi yang baik pula.

Salah satu pendidikan yang dapat menciptakan generasi yang baik adalah pendidikan karakter.

Karakter yang kuat yang ada pada setiap individu sangat penting untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Karakter merupakan watak, ahlak, dan budi pengerti yang membedakan seseorang degan orang lainnya. Karakter mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap setiap individu, maka dari itu karakter perlu dibina dan diatih sehingga terarah menuju karakter yang baik.
Pendidikan karakter merupakan langkah untuk menciptakan generasi yang sudah siap melanjutkan estapet perjuangan tersebut. Dalam memajukan suatu bangsa maka diperlukanlah generasi 3b.

generasi 3b adalah generasi yang berilmu, berahlak dan bermanfaat. Ketiga hal ini adalah bekal yang harus dimiliki oleh setiap individu sehingga dapat membawa bangsa ini kearah yang lebih maju.

Implementasi pendidikan dalam menciptakan generasi 3B

Berbicara tentang pendidikan kita semua sudah mengetahui dan mengalaminya. Baik pendidikan secara formal maupun non formal. Dari semenjak kita lahir kita telah diperkenalkan dengan pendidikan. Pendidikan jika ditinjau dari bahasa Inggris disebut dengan istilah education, dalam bahasa Arab pendidikan disebut dengan Tarbiyah, dan di Indonesia sendiri disebut dengan pendidikan. Pendidikan dalam kamus besar bahasa Indoensia mempunyai arti mengajar, membina, dan melatih. Dengan kata lain, pendidikan yaitu proses memanusiakan manusia.

Dalam proses memanusiakan manusia maka hal ini lebih terarah kepada pembinaan karakter setiap individu, Karena karaker merupakan sebuah kepribadian yang menjadi ciri khas dari seseorang. Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembudayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi maupun kelompok yang baik, sebagai warga Negara. Pendidikan karakter mengarahkan peserta didik tentang bagaimana cara berpikir dan bertindak yang selaras dengan nilai-nilai dan norma kebudayaan yang telah melekat di Indonesia. Menurut Donie koesuma A. memahami karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik tau gaya khas dari diri seorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima oleh lingkungan (Muslich: 2011).  Persoalan yang muncul dalam wacana pendidikan karakter  masyarakat banyak hal, diantaranya materi dan aspek pendagogi, yang menyangkut wacana apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Materi pendidikan karakter tidalaklah lain menyangkut tentang nilai-nilai moral, yang bersifat universal maupun lokal, moral kesusulian maupun kesopanan (Tutuk Ningsih: 2015)

Aristoteles seorang tokoh filsafat pernah mengatakan “mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bukan pendidikan sama sekali”. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan bukan hanya soal menciptakan peserta didik menjadi orang-orang yang pintar saja, namun pendidikan mendidik ahlak dan moral dari peserta didik. Pada dewasa, realitas yang kita rasakan didunia pendidikan kita di Indonesia lebih terarah kepada pendidikan otak saja namun pendidikan ahlak dan moral terabaikan. Melihat kondisi moral dan karakter peserta didik saat ini, terutama di Indoensia sudahlah menipis bahkan telah terkikis.

Dalam kurikulum pendidikan yang telah mulai berlaku didunia pendidikan sejak 2013, yang berbasis kompetensi dan tekhnologi, telah berhasil meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, namun dibalik semua itu moral dan karakter peserta didik diabaikan. Padahal jika dilihat karakter yang baik yang dimiliki oleh peserta didik menjadi sebuah pondasi pertama untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Hal ini justru sangat disayangkan, peserta didik diarahkan kepada sebuah kompetensi ilmu pengetahuan dan dipadukan dengan tekhnologi yang digunakan dipasaran. Dengan harapan ketika peserta didik telah keluar dari dunia pendidikan mereka sudah siap menjadi tenaga kerja diberbagai sektor pekerjaan.

Dalam tujuan pendidikan nasional, yang telah tertera didalam Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, tentang tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, adil dan bertanggung jawab.

Hal ini sudah jelas menunjukan ketidak selarasan antara tujuan pendidikan nasional dengan kurikulum yang berlaku. Selain itu masalah pendidikan yang terjadi saat ini yaitu peserta didik lebih ditekankan kepada pencapain sebuah IPK atau nilai raport yang tinggi. Hal ini menyebabkan para peserta didik untuk melakukan berbagaimacam cara agar mendapatkan nilai yang baik. Sehingga banyak peserta didik yang melakukan hal-hal yang tidak sepatasnya dilakukakan seperti: curang saat ujian, mencontek jawaban teman, dan masih banyak yang lainnya.  Hal seperti ini, telah menunjukan penyimpangan seperti ketidak jujuran. Sehingga membuat peserta didik nantinya hanya memperoleh nilai yang bagus pada rapot dan ijazahnya saja namun secara realitasnya pengetahuannya tidaklah sesuai dengan nilai yang mereka dapatkan.

Penyimpangan-penyimpangan seperti itu, haruslah di musnahkan dengan segera dalam peserta didik sehingga pada ouputnya pendidikan benar-benar mencetak generasi yang benar-benar mempunyai intelktual yang tinggi serta memiliki karakter yang baik. Dalam menyelamatkan karakter generasi muda maka dunia pendidikan bisa meimplementasikan pendidikan karakter.

 Adapun langkah yang bisa dilakukan untuk implementasi pendidikan karakter didunia pendidikan yaitu:

Pertama, mengadakan kegiatan keagamaan seperti kegiatan kultuk keagamaan sebelum masuk kelas, mengajak solat berjamaah ketika waktu zuhur, dan laian sebagainya. Kegiatan keagamaan ini diharapkan mampu untuk menumbuhkan kesadaran terhadapa agama dan meningkatkan ketakwaan kepada tuhan yang maha Esa, sesuai dengan nilai yang telah terkandung dalam falsafah kita yaitu Pancasila yang pertama.

 Kedua, mengadakan kegiatan bakti sosial, sehingga peserta didik tidak hanya duduk di bangku sekolah saja mendengarkan ilmu materi yang disampaikan oleh guru saja, namun peserta didik juga harus mengetahui banggaimana caranya hidup bersosial dan bermasyarakat. Sehingga perlu sekolah mengadakan kegiatan bakti sosial sehingga peserta didik mempunyai kepedulian sosial terhdap sesama.

Ketiga, mengadakan gontong royong. Gotonng royong sebenarnya, sudah menjadi ciri khas dari bangsa kita namun seiring dengan kemajuan tekhnologi dan imformasi gontong royong telah mulai pudar dalam kehidupan masyarakat. Maka dalam rangka mengembalikan identitas kita gontong royong ini perlu ditanamkan pada generasi muda.

Keempat, menekankan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Ektrakulikuler merupakan kegiatan peserta didik diluar kegiatan sekolah sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Kegiatan ekskul kekompakan, kedispilinan, dan mebina karakter peserta didik menjadi orang yang berani dan bertanggung jawab.

Implementasi pendidikan karakter didunia pendidikan merupakan langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang pada outputnya, para peserta didik telah mimiliki kecerdasan secara intelektual yang didampingi dengan karakter yang baik, sehingga mampu menjalankan perannya sebagai agen of change.

 Implementasi pendidikan karakter merupakan gerakan untuk meciptakan generasi yang telah siap mengatongi tiga perinsip kehidupan yaitu berilmu, berahlak dan bermanfaat. Ilmu dalam kehidupan merupakan hal yang penting karena tanpa ilmu seorang tidak akan dapat melakukan dan menciptakan suatu inovasi yang baru.

 Kemudian dengan ilmu saja, tidaklah cukup namun haruslah dikhiasi dengan karakter yang baik. Karakter yang baik mencakup akhlak yang mulia, disiplin, bertanggung jawab dan adil. Ahlak yang mulia sangatlah penting dimiliki oleh setiap individu. Pentingnya ahlak yang mulia pada setiap individu inilah yang menjadi tujuan diturunkannya nabi mulia Muhammad SAW. kemuka bumi ini, hal ini terlihat pada hadis beliau “ sesungguhnya aku diutus kemuka bumi ini untuk menyempurnakan ahlak yang baik” (HR. Ahmad, Bukhori)

Dalam kata bijak bahasa arab terdapat sebuah ungkapan “ al adabu faukol ilmu”, yang artinya adab itu diatasnya ilmu. Hal ini menunjukan bahwa adab yang merupakan bagian dari karakter baik perlu dimiliki oleh setiap individu. Kepintaran dengan karakter sautu hal yang tidak bisa dipisahkan karena keduanya merupakan sebuah kesatuan yang saling terikat .

Kita bisa mengambil contoh seorang yang pintar secara intelektual namun tidak memiliki karakter yang baik maka bisa melakukan hal-hal yang tercela seperti korupsi, pengendar narkoba, dan tindak pidana yang lainnya.  Jika kita lihat semuanya adalah orang-orang yang pintar namun karena kurangnya karakter pada diri mereka sehingga mereka melakukan semua itu.

Ketika telah berilmu dan berkarakter yang baik maka diharapkan menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi masyarakat, nusa dan bangsa. Sekedar sebagai motivasi kita, beberapa yang lalu kita telah kehilangan seorang tokoh yang sangat berpengaruh bagi bangsa ini yaitu Bj. Habibi orang yang pertama kali menciptakan peswat terbang untuk Indonesia, beliau telah berhasil mengharumkan Indonesia diseluruh dunia. Dalam diri beliau telihat selain pintar namun beliau juga mempunyai karakter yang baik sehingga menjadi orang yang bermanfaat untuk Indonesia.

Generasi yang berilmu, berkarakter dan bermanfaatlah yang bisa membawa negara ini menjadi lebih maju dan menjadi generasi yang mempu mensejahterakan kehidupan masyarakat. Sehingga selaras dengan falsafah yang telah kita miliki yaitu Pancasila. Maka sesuailah dengan ucapan proklamator kita yaitu Ir. Soekarno “ beri aku sepuluh pemuda maka aku akan goncangkan dunia”. Pemuda yang dimaksud disini adalah pemuda yang berilmu, berkaraktet yang baik dan bermanfaat untuk masyarakat dan Indonesia kedepannya.

Penulis  :Muh. Heriadi
Editor    :Waone Saputra


Post a Comment for "MENCIPTAKAN GENERASI 3B (BERILMU,BERAHLAK,BERMAMFAAT) DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI SEKOLAH"